SMAN 2 Karanganyar terus berkomitmen untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga berkarakter kuat melalui pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam berbagai tema menarik, sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Pada tahun ini, P5 di SMAN 2 Karanganyar mengusung tiga tema utama untuk setiap jenjang kelas, yaitu Kearifan Lokal untuk kelas X, Suara Demokrasi untuk kelas XI, dan Rekaya Teknologi untuk kelas XII. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan guru sebagai pembimbing, tetapi juga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sedang menjalani Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP). Kehadiran mahasiswa UNS menjadi elemen penting dalam mendukung keberhasilan program ini, terutama dalam mendampingi siswa agar dapat memaksimalkan potensi mereka.
Kelas X: Kearifan Lokal – Membatik
Kegiatan membatik untuk kelas X bertujuan memperkenalkan seni dan budaya Indonesia sebagai bagian dari identitas bangsa. Siswa diajak untuk memahami proses pembuatan batik, mulai dari menggambar pola di kain, mencanting dengan malam, hingga proses pewarnaan. Mahasiswa PLP dari FKIP UNS berperan aktif dalam memberikan arahan teknis, membantu siswa yang mengalami kesulitan, hingga mendorong mereka untuk berekspresi melalui motif yang mereka buat.
“Batik adalah warisan dunia yang harus kita lestarikan. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar membuat batik, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap motif yang mereka buat. Misalnya, motif parang yang melambangkan perjuangan, atau motif kawung yang bermakna keadilan,” ujar Cindi mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa yang menjadi fasilitator dalam kegiatan P5. Kegiatan ini diakhiri dengan pameran mini di sekolah yang memamerkan hasil karya siswa, menumbuhkan rasa bangga dan apresiasi terhadap seni batik.
Kelas XI: Suara Demokrasi – Pemilihan Ketua OSIS
Pemilihan Ketua OSIS menjadi momen yang ditunggu-tunggu siswa. Mengangkat tema Suara Demokrasi, kegiatan ini dirancang agar siswa memahami proses demokrasi secara langsung. Tahapan kegiatan meliputi pendaftaran calon, kampanye, debat kandidat, hingga pemungutan dan penghitungan suara.
Mahasiswa UNS tidak hanya membantu dalam pelaksanaan teknis, tetapi juga mendampingi siswa dalam peliputan kegiatan ini. Para siswa dilatih cara menulis berita, memotret momen-momen penting, hingga menyusun laporan yang nantinya akan dipublikasikan di media sekolah. Dengan pendampingan ini, siswa tidak hanya belajar tentang demokrasi tetapi juga mendapat keterampilan jurnalistik yang bermanfaat.
UNS “MILKOI ini mengajarkan tentang demokrasi ya, dimana kita harus berpartisipasi aktif dan tanggung jawab. Semoga siswa dapatn memahami bahwa setiap suara mereka memiliki nilai, baik di dalam sekolah maupun kelak di masyarakat,” ujar Rizka mahasiswa PPKN.
Kelas XII: Rekaya Teknologi – Pembuatan Sabun dari Minyak Jelantah
Tema energi terbarukan untuk kelas XII difokuskan pada inovasi ramah lingkungan dengan membuat sabun dari minyak jelantah. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi siswa tentang pentingnya mendaur ulang limbah rumah tangga menjadi produk yang bernilai guna. Dalam prosesnya, mahasiswa PLP FKIP UNS membantu siswa memahami langkah-langkah pembuatan sabun, seperti mencampur bahan kimia dengan minyak jelantah, mencetak sabun, hingga memberikan informasi tentang manfaat sabun ramah lingkungan ini.
Hasil akhir dari kegiatan ini sangat memuaskan. Sabun yang dihasilkan tidak hanya memiliki kualitas baik, tetapi juga dikemas dengan menarik. Bahkan, beberapa siswa berinisiatif untuk menjual hasil karya mereka sebagai bagian dari program kewirausahaan sekolah. “Kegiatan ini membuat kita sadar pak, kalau limbah itu bisa diolah kembali contohnya minyak jelantah ini yang diubah menjadi sabun” ungkap salah satu siswa kelas XII.
Dampak Positif Mahasiswa UNS dalam Kegiatan P5
Kehadiran mahasiswa PLP FKIP UNS dari di SMAN 2 Karanganyar memberikan dampak signifikan. Mereka tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga inspirator bagi siswa. Mahasiswa membantu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, inovatif, dan relevan dengan tantangan zaman.
Bagi para mahasiswa PLP FKIP UNS sendiri, kegiatan ini menjadi pengalaman berharga. Mereka belajar menghadapi tantangan nyata di lapangan, seperti mengelola dinamika siswa, bekerja sama dengan guru, hingga merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. “Pengalaman ini sangat berarti karena kami bisa belajar langsung bagaimana menjadi pendidik yang baik, tidak hanya mengajar tetapi juga mendampingi siswa agar mereka bisa berkembang,” ujar salah satu mahasiswa UNS.
Melalui tema-tema kreatif yang diusung dalam P5, SMAN 2 Karanganyar berharap dapat terus mencetak generasi pelajar yang berkarakter Pancasila. Selain itu, sinergi antara sekolah dan perguruan tinggi diharapkan terus terjalin agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan adalah proses kolaboratif. Pelaksanaan P5 di SMAN 2 Karanganyar menunjukkan betapa pentingnya pembelajaran berbasis proyek dalam membentuk karakter siswa. Kehadiran mahasiswa UNS sebagai pendamping juga memberikan nilai tambah, baik bagi siswa maupun bagi mahasiswa itu sendiri. Diharapkan, kolaborasi seperti ini dapat terus ditingkatkan agar pendidikan di Indonesia semakin maju dan mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa melupakan akar budaya bangsa.
Penulis : Aldian Tegar Saputra – Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa UNS
Beri Komentar